Dalam dunia hacking di Internet dikenal ada banyak jenis serangan terhadap server. Diantara jenis-jenis serangan dasar yang dapat dikelompokkan dalam minimal 6kelas, yaitu:
Intrusion
Pada jenis serangan ini seorang cracker (umumnya sudah level hacker)
akan dapat menggunakan sistem komputer server. Serangan ini lebih
terfokus pada full access granted dan tidak bertujuan merusak. Jenis
serangan ini pula yg diterapkan oleh para hacker untuk menguji keamanan
sistem jaringan mereka. Dilakukan dalam beberapa tahap dan tidak
dalam skema kerja spesifik pada setiap serangannya (dijelaskan pada
artikel lain). Hacking is an Art!?
Denial of Services (DoS)
Penyerangan pada jenis DoS mengakibatkan layanan server mengalami stuck karena kebanjiran
request oleh mesin penyerang. Pada contoh kasus Distributed Denial of Services (DDoS)
misalnya; dengan menggunakan mesin-mesin zombie, sang penyerang akan melakukan packeting
request pada server secara serentak asimetris dan simultan sehingga buffer server akan
kelabakan menjawabnya!? Stuck/hung akan menimpa server. Jadi bukan server lagi namanya!?
(servicenya mati masak dibilang server? hehehe....)
Joyrider
Nah, ini namanya serangan iseng!? Karena kebanyakan baca novel-novel hacking dan gak bisa
belajar benar, isenglah jadinya nyoba-nyoba nyerang pake ilmu-ilmu
instan super cepat (istilahnya 'onani' dimesin orang). Atau dengan
alasan pengen tau isinya mesin orang!? =). Yang jelas serangan jenis ini
rata-rata karena rasa ingin tau, tapi ada juga yang sampe menyebabkan
kerusakan atau kehilangan data.
Vandal
Jenis serangan spesialis pengrusak!? nothing else to explain mbah!? =)
Scorekeeper
Serangan yang bertujuan mencapai reputasi hasil cracking terbanyak.
Biasanya hanya berbentuk deface halaman web (index/nambah halaman)
dengan memampangakan NickName dan kelompok tertentu. Sebagian besar
masih tidak perduli dengan isi mesin sasarannya =). Saat ini jenis
penyerang ini lebih dikenal dengan sebutan WannaBe/Script kiddies.
Spy
Tiga hurup saja. Jenis serangan untuk memperoleh data atau informasi
rahasia dari mesin target. Biasanya menyerang pada mesin-mesin dengan
aplikasi database didalamnya. Kadang kala suatu perusahaan menyewa
'mata-mata' untuk mencuri data perusahaan rivalnya
1. IP Spoofing
IP Spoofing juga dikenal sebagai Source Address Spoofing, yaitu pemalsuan alamat IP attacker sehingga
sasaran menganggap alamat IP attacker adalah alamat IP dari host di
dalam network bukan dari luar network. Misalkan attacker mempunyai IP
address type A 66.25.xx.xx ketika attacker melakukan serangan jenis ini
maka Network yang diserang akan menganggap IP attacker adalah bagian
dari Networknya misal 192.xx.xx.xx yaitu IP type C. IP Spoofing terjadi
ketika seorang attacker ‘mengakali’ packet routing untuk mengubah arah
dari data atau transmisi ke tujuan yang berbeda. Packet untuk routing
biasanya di transmisikan secara transparan dan jelas sehingga membuat
attacker dengan mudah untuk memodifikasi asal data ataupun tujuan dari
data. Teknik ini bukan hanya dipakai oleh attacker tetapi juga dipakai
oleh para security profesional untuk men tracing identitas dari para
attacker.
2. FTP Attack
Salah satu serangan yang dilakukan terhadap File Transfer Protocol adalah serangan buffer overflow yang
diakibatkan oleh malformed command. tujuan menyerang FTP server ini
rata-rata adalah untuk mendapatkan command shell ataupun untuk melakukan
Denial Of Service. Serangan Denial Of Service akhirnya dapat
menyebabkan seorang user atau attacker untuk mengambil resource didalam
network tanpa adanya autorisasi, sedangkan command shell dapat membuat
seorang attacker mendapatkan akses ke sistem server dan file-file data
yang akhirnya seorang attacker bisa membuat anonymous root-acces yang
mempunyai hak penuh terhadap system bahkan network yang diserang.
Tidak pernah atau jarang mengupdate versi server dan mempatchnya adalah
kesalahan yang sering dilakukan oleh seorang admin dan inilah yang
membuat server FTP menjadi rawan untuk dimasuki. Sebagai contoh adalah
FTP server yang populer di keluarga UNIX yaitu WU-FTPD yang selalu di
upgrade dua kali dalam sehari untuk memperbaiki kondisi yang mengizinkan
terjadinya bufferoverflow Mengexploitasi FTP juga berguna untuk
mengetahui password yang terdapat dalam sistem, FTP Bounce
attack(menggunakan server ftp orang lain untuk melakukan serangan), dan
mengetahui atau mensniff informasi yang berada dalam sistem.
3. Unix Finger Exploits
Pada masa awal internet, Unix OS finger utility digunakan secara
efficient untuk men sharing informasi diantara pengguna. Karena
permintaan informasi terhadap informasi finger ini tidak menyalahkan
peraturan, kebanyakan system Administrator meninggalkan utility ini
(finger) dengan keamanan yang sangat minim, bahkan tanpa kemanan sama
sekali. Bagi seorang attacker utility ini sangat berharga untuk
melakukan informasi tentang footprinting, termasuk nama login dan
informasi contact. Utility ini juga menyediakan keterangan yang sangat
baik tentang aktivitas user didalam sistem, berapa lama user berada
dalam sistem dan seberapa jauh user merawat sistem.
Informasi yang dihasilkan dari finger ini dapat meminimalisasi usaha
cracker dalam menembus sebuah sistem. Keterangan pribadi tentang user
yang dimunculkan oleh finger daemon ini sudah cukup bagi seorang atacker
untuk melakukan social engineering dengan menggunakan social skillnya
untuk memanfaatkan user agar ‘memberitahu’ password dan kode akses
terhadap system.
4. Flooding & Broadcasting
Seorang attacker bisa menguarangi kecepatan network dan host-host yang
berada di dalamnya secara significant dengan cara terus melakukan
request/permintaan terhadap suatu informasi dari sever yang bisa
menangani serangan classic Denial Of Service(Dos), mengirim request ke
satu port secara berlebihan dinamakan flooding, kadang hal ini juga
disebut spraying. Ketika permintaan flood ini dikirim ke semua station
yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan
dari kedua serangan ini adalah sama yaitu membuat network resource yang
menyediakan informasi menjadi lemah dan akhirnya menyerah.
Serangan dengan cara Flooding bergantung kepada dua faktor yaitu: ukuran
dan/atau volume (size and/or volume). Seorang attacker dapat
menyebabkan Denial Of Service dengan cara melempar file berkapasitas
besar atau volume yang besar dari paket yang kecil kepada sebuah system.
Dalam keadaan seperti itu network server akan menghadapi kemacetan:
terlalu banyak informasi yang diminta dan tidak cukup power untuk
mendorong data agar berjalan. Pada dasarnya paket yang besar membutuhkan
kapasitas proses yang besar pula, tetapi secara tidak normal paket yang
kecil dan sama dalam volume yang besar akan menghabiskan resource
secara percuma, dan mengakibatkan kemacetan.
5. Fragmented Packet Attacks
Data-data internet yang di transmisikan melalui TCP/IP bisa dibagi lagi
ke dalam paket-paket yang hanya mengandung paket pertama yang isinya
berupa informasi bagian utama( kepala) dari TCP. Beberapa firewall akan
mengizinkan untuk memroses bagian dari paket-paket yang tidak mengandung
informasi alamat asal pada paket pertamanya, hal ini akan mengakibatkan
beberapa type system menjadi crash. Contohnya, server NT akan menjadi
crash jika paket-paket yang dipecah(fragmented packet) cukup untuk
menulis ulang informasi paket pertama dari suatu protokol.
6. E-mail Exploits
Peng-exploitasian e-mail terjadi dalam lima bentuk yaitu: mail floods,
manipulasi perintah (command manipulation), serangan tingkat
transportasi(transport level attack), memasukkan berbagai macam kode
(malicious code inserting) dan social engineering(memanfaatkan
sosialisasi secara fisik). Penyerangan email bisa membuat system menjadi
crash, membuka dan menulis ulang bahkan mengeksekusi file-file aplikasi
atau juga membuat akses ke fungsi fungsi perintah (command function).
7. DNS and BIND Vulnerabilities
Berita baru-baru ini tentang kerawanan (vulnerabilities) tentang
aplikasi Barkeley Internet Name Domain (BIND) dalam berbagai versi
mengilustrasikan kerapuhan dari Domain Name System (DNS), yaitu krisis
yang diarahkan pada operasi dasar dari Internet (basic internet
operation).
8. Password Attacks
Password merupakan sesuatu yang umum jika kita bicara tentang kemanan.
Kadang seorang user tidak perduli dengan nomor pin yang mereka miliki,
seperti bertransaksi online di warnet, bahkan bertransaksi online
dirumah pun sangat berbahaya jika tidak dilengkapi dengan software
security seperti SSL dan PGP. Password adalah salah satu prosedur
kemanan yang sangat sulit untuk diserang, seorang attacker mungkin saja
mempunyai banyak tools (secara teknik maupun dalam kehidupan sosial)
hanya untuk membuka sesuatu yang dilindungi oleh password. Ketika
seorang attacker berhasil mendapatkan password yang dimiliki oleh
seorang user, maka ia akan mempunyai kekuasaan yang sama dengan user
tersebut. Melatih karyawan/user agar tetap waspada dalam menjaga
passwordnya dari social engineering setidaknya dapat meminimalisir
risiko, selain berjaga-jaga dari praktek social enginering organisasi
pun harus mewaspadai hal ini dengan cara teknikal. Kebnayakan seranagn
yang dilakukan terhadap password adalah menebak (guessing), brute force,
cracking dan sniffing.
9.Proxy Server Attacks
Salah satu fungsi Proxy server adalah untuk mempercepat waktu response
dengan cara menyatukan proses dari beberapa host dalam suatu trusted
network. Dalam kebanyakan kasus, tiap host mempunyai kekuasan untuk
membaca dan menulis (read/write) yang berarti apa yang bisa saya lakukan
dalam sistem saya akan bisa juga saya lakukan dalam system anda dan
sebaliknya.
10. Remote Command Processing Attacks
Trusted Relationship antara dua atau lebih host menyediakan fasilitas
pertukaran informasi dan resource sharing. Sama halnya dengan proxy
server, trusted relationship memberikan kepada semua anggota network
kekuasaan akses yang sama di satu dan lain system (dalam network).
Attacker akan menyerang server yang merupakan anggota dari trusted
system. Sama seperti kerawanan pada proxy server, ketika akses diterima,
seorang attacker akan mempunyai kemampuan mengeksekusi perintah dan
mengkases data yang tersedia bagi user lainnya.
11. Remote File System Attack
Protocol-protokol untuk tranportasi data –tulang punggung dari internet—
adalah tingkat TCP (TCPLevel) yang mempunyai kemampuan dengan mekanisme
untuk baca/tulis (read/write) Antara network dan host. Attacker bisa
dengan mudah mendapatkan jejak informasi dari mekanisme ini untuk
mendapatkan akses ke direktori file.
12. Selective Program Insertions
Selective Program Insertions adalah serangan yang dilakukan ketika
attacker menaruh program-program penghancur, seperti virus, worm dan
trojan (mungkin istilah ini sudah anda kenal dengan baik ☺) pada system
sasaran. Program-program penghancur ini sering juga disebut malware.
Program-program ini mempunyai kemampuan untuk merusak system, pemusnahan
file, pencurian password sampai dengan membuka backdoor.
13. Port Scanning
Melalui port scanning seorang attacker bisa melihat fungsi dan cara
bertahan sebuah system dari berbagai macam port. Seorang atacker bisa
mendapatkan akses kedalam sistem melalui port yang tidak dilindungi.
Sebaia contoh, scaning bisa digunakan untuk menentukan dimana default
SNMP string di buka untuk publik, yang artinya informasi bisa di extract
untuk digunakan dalam remote command attack.
14.TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening and Packet
Interception
TCP/IP Sequence Stealing, Passive Port Listening dan Packet Interception
berjalan untuk mengumpulkan informasi yang sensitif untuk mengkases
network. Tidak seperti serangan aktif maupun brute-force, serangan yang
menggunakan metoda ini mempunyai lebih banyak kualitas stealth-like.
15. HTTPD Attacks
Kerawanan yang terdapat dalam HTTPD ataupun webserver ada lima macam:
buffer overflows, httpd bypasses, cross scripting, web code
vulnerabilities, dan URL floods. HTTPD Buffer Overflow bisa terjadi
karena attacker menambahkan errors pada port yang digunakan untuk web
traffic dengan cara memasukan banyak carackter dan string untuk
menemukan tempat overflow yang sesuai. Ketika tempat untuk overflow
ditemukan, seorang attacker akan memasukkan string yang akan menjadi
perintah yang dapat dieksekusi. Bufer-overflow dapat memberikan attacker
akses ke command prompt.
Sumber : DBS